::::SELAMAT DATANG DI PKBM BUDI JAYA, BOJONEGORO SEHAT PRODUKTIF DAN BAHAGIA, BOJONEGORO MATOH ::::

Minggu, 17 Januari 2016

PKM Budidaya Ikan Air Tawar PKBM Budi Jaya

Ngambon (Budi Jaya) – Pada hari Jumat, 15 Januari 2016 bertempat di dusun Duri Desa Ngambon Kec. Ngambon Kab. Bojonegoro, PKBM Budi Jaya mengadakan Program Belajar Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) dengan Pelatihan utama di Budidaya Ikan Air Tawar. Peserta pelatihan adalah warga masyarakat sekitar yang berjumlah 10 - 13 orang peserta.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya.

Kalau kita menilik laporan KKP pada tahun 2011, konsumsi ikan masyarakat Indonesia hanya berada diangka 31,5 kg per tahun. Coba bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun! Kabar baiknya, pertumbuhan rata-rata konsumsi ikan di Indonesia cukup tinggi 5,04 persen per tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun.

Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar Makan Ikan yang dikampanyekan KKP, angka konsumsi akan terus bergerak naik.

Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton.

Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring apung.

Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang terus meningkat.

Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam negeri. Pulau Jawa menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari potensinya, kebutuhan untuk pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat konsumsi per kapita ikan di Jawa masih di bawah konsumsi per kapita di luar Jawa.

Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi. Berikut sekilas profil ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.

Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap.

Mengapa demikian, karena produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan akibat overfishing. Ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk ditangkap.

Dengan kata lain tidak akan ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut untuk berkembang biak.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya.


Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi. Berikut sekilas profil ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.

Menurut Pak Budi Winarto, selaku Ketua PKBM yang membuka pelatihan tersebut mengatakan “Ikan lele (Clarias sp.) merupakan jenis ikan air tawar yang cukup populer. Ikan ini disukai karena dagingnya lunak, durinya sedikit dan harganya murah. Peternak pun menyukai ikan ini karena perawatannya mudah dan cepat besar”. Jenis ikan lele cukup banyak. Namun hanya terdapat tiga jenis yang umum dibudidayakan di Indonesia.

Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang efesien untuk dibudidayakan. Rasio pakan menjadi daging ikan lele bisa mencapai 1:1. Artinya setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan dihasilkan 1 kg pertambahan berat lele. (pkbmbudijaya/admin)
0

KB Putra Pertiwi Boyongan Gedung Baru

Ngambon (BudiJaya) - Kelompok bermain (bahasa Inggris: playgroup) merupakan satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia di bawah lima tahun. Kelompok bermain umumnya beroperasi sampai siang hari saja, dan memiliki staf suster anak atau sukarelawan. Kelompok bermain dipercaya dapat memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak.[1]

Jenis kegiatan yang ada pada Kelompok bermain umumnya terbagi menjadi dua jenis kegiatan yaitu kegiatan rutin dan kegiatan spontanitas. Kegiatan rutin merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang dilaksanakan secara tidak terprogram,tidak ada ketentuan waktu yang teratur dalam melaksanakan kegiatan,contohnya kegiatan bermain,makan,tidur,dan pulang. Salah satu KB yang berada dibawah naungan PKBM Budi Jaya yang bertempat di desa Ngambon adalah KB Putra Pertiwi. Yang mana KB Putra Pertiwi diajar oleh Bu Nurul Anafie, KB Putra Pertiwi yang dahulu bertempat di salah satu rumah warga bernama Bapak Ir. Anton Suhono, alhamdulillah sekarang mempunyai tempat belajar sendiri. Boyongan KB"Putra Pertiwi"ds.Ngambon.ke tempat yang baru yaitu Balai Desa Ngambon lama yang beralamat di Jl. Raya Ngambon RT 05 No. 331 Desa Ngambon Kec. Ngambon Kab. Bojonegoro.

Budi Winarto (53) selaku ketua PKBM Budi Jaya mengatakan "Syukur Alhamdulillah KB Putra Pertiwi sudah menempati gedung baru, semoga aktivitas belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan baik untuk tumbuh kembang putra-putri desa Ngambon ini". Mbah Bud (nama akrab sapaan) ini salah satu motivator penggerak bagi perkembangan desa Ngambon kec. Ngambon Kab. Bojonegoro Jawa Timur. (admin/budijaya)

0

Senin, 04 Januari 2016

Sekilas Tentang Taman Bacaan Masyarakat

Taman Bacaan masyarakat atau TBM adalah salah satu wadah yang bergerak dibidang pendidikan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kembali minat baca masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi, budaya, agama, adat istiadat, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya ekonomi menengah ke bawah, membeli buku adalah sesuatu yang berat. Tentunya selain buku pelajaran untuk sekolah anak-anaknya. Mungkin bagi sebagian dari mereka, membeli beras dan kebutuhan lainnya lebih penting. Tak dapat dipungkiri, memang. Salah-satu solusi untuk persoalan ini adalah dengan dibentuknya Taman Bacaan masyarakat, dimana masyarakat dapat menikmati isi buku tanpa mengeluarkan uang. Bagaimana perkembangan Taman Bacaan Masyarakat sekarang? Setelah beberapa pelopor, pendiri dan relawan dengan gigih mengajak sesama relawan dan masyarakat umu untuk turut membangun TBM di lingkungannya, kini TBM telah marak di berbagai daerah. Tentunya, masih dubutuhkan TBM-TBM selanjutnya. Agar sosialialisasi gerakan membaca merata. 

Bagaimana membangun sebuah Taman Bacaan Masyarakat? Kita ambil contoh TBM ARJASARI dan SUDUT BACA SOREANG. Dua Taman bacaan Masrarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Taman Bacaan Arjasari, dibangun oleh Agus Munawar dengan memanfaatkan ruang dapur yang hanya berukuran 3 x 3 meter. Dengan kegigihan beliau, TBM ini berkembang pesat hingga sekarang menjadi salah-satu TBM percontohan. Kepada saya, Pak Agus menceritakan saat beliau merintis Taman bacaan 

Masyarakat di daerah Arjasari yang notabene berada di kawasan pegunungan-Banjaran. Pulang kerja, dengan menggunakan motor vespa Pak Agus ini selalu membawa buku bekas namun layak baca yang dibelinya dari pasar loak. Melihat reaksi anak-anak yang begitu antusias untuk membaca dan mengikuti kegiatan di TBM, masyarakatpun mendukung apa yang dirintis beliau. Dukungan masyarakat dan kebersamaan mereka menjadikan TBM ARJASARI menjadi Taman bacaan yang maju dan memiliki kegiatan tetap yang edukatif. Setelah TBM Arjasari berjalan lancar, Pak Aguspun menghibahkan rumahnya itu. Sedangkan beliau sendiri kemudian membeli kembali satu buah rumah yang berlokasi di Griya Bunga Asri Blok A-33 Soreang, dan mendirikan SUDUT BACA SOREANG yang saat dirintis hanya bermodalkan 500 eksemplar buku. Bagaimana jika kita mempunyai niat membangun Taman Bacaan Masyarakat? Dalam pikiran anda syarat utama membangun TBM tentu saja buku. Anda salah! Jika syarat yang satu ini belumlah dapat terpenuhi, ada hal lain yang dapat digunakan terlebih dahulu yaitu kegiatan! Namun tentunya masyarakat khususnya anak-anak akan menyukai kegiatan yang diadakan oleh kita jika kegiatan ini dibimbing langsung oleh kita sebagai pengelola Taman bacaan Kegiatan apa yang sekiranya disukai anak-anak? Anak-anak usia Sekolah Dasar menyukai kegiatan menggambar, mewarnai, membaca puisi, belajar bersama, cerdas cermat, bersepeda santai, dll. Sedangkan untuk anak usia Sekolah Menengah Pertama ataupun usia SMU, mereka cenderung akan menyukai kegiatan berdiskusi, menulis cerpen, menulis puisi, teater dan lainnya. Contoh-contoh ini tentunya tidak akan menghabiskan dana di saku anda. Untuk mewarnai, kita cukup bermodalkan fotocopy gambar-gambar yang sering kita temukan di buku pelajaran anak-anak atau hasil mengunduh dari internet. sedangkan untuk pensil warna dan lainnya, kita hanya membutuhkan satu pak saja untuk dipakai bersama-sama. 

Saya pribadipun, mengawalinya dengan buku yang sangat minim. Namun saya tak kalah hanya karena alasan kurangnya buku. Saat saya membuka Taman bacaan, buku yang ada hanya 10 eksemplar sementara anak-anak yang berkumpul ada tigapuluhan. Agar tidak rebutan, maka saya sendirilah yang membacakan satu buku untuk mereka setiap harinya. Banyak hal yang dapat dilakukan, misalnya mendongeng, mengajarkan mereka bertanam, membuat tas dari kain atau keterampilan lain. Melalui kegiatan-kegiatan seperti yang disebutkan tadi, ternyata kita telah melatih keakraban, kerja-sama, kekompakan dan juga melatih anak-anak untuk bersosialisasi. Taman Bacaan tak melulu harus membaca. Di Taman Bacaan Masyarakat mereka menemukan hal yang baru salah-satunya adalah mendapatkan pendidikan non formal.
 
Sumber : Kompasiana
0

Sekilas Tentang Kejar Paket PKBM

Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalureate).

Peserta kejar umumnya menggunakan seragam baju putih dan celana panjang hitam.

Kejar terdiri atas tiga paket: Paket A, Paket B dan Paket C. Setiap peserta Kejar dapat mengikuti Ujian Kesetaraan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Peserta kejar Paket A dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SD, peserta Kejar Paket B dapat mengikuti Ujian Kesetaraan tingkat SLTP dan peserta Kejar Paket C dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SMU/SMK/MA. Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juli dan Oktober. Setiap peserta yang lulus berhak memiliki sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formalnya. Kegiatan belajar fleksibel, maksudnya tidak penuh belajar 1 minggu penuh hanya dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu. Kegiatan Belajar dibagi 2 kelompok usia yaitu Usia Dewasa artinya di luar usia belajar Formal, tetapi dapat melanjutkan di Pendidikan PNFI yang diselenggarakan oleh Kelompok Belajar Masyarakat dalam bentuk PKBM, Yayasan, LSM dan Lembaga Sejenisnya. Untuk Usia Dewasa mengikuti jenjang belajar selama 4 Semester (2 tahun , sedangkan yang masih Usia Belajar mengikuti Kegiatan Belajar selama 6 Semester (3 tahun). Warga Belajar yang LULUS dari Paket B untuk melanjutkan ke Paket C dengan rata-rata Nilai 7,0 dapat mengikuti KBM 4 semester tetapi masuk pada katagori Usia Dewasa, Tetapi yang masih Usia Belajar tetap mengikuti 6 semester.

Persyaratan Ujian harus sesuai dengan Dokumen Awal Peserta (IJAZAH) Pendidikan Terakhir, apabila Dokumen hilang harus dilengkapi Surat Keterangan Dari Kepolisian dan dari Sekolah yang Bersangkutan. Dengan Demikian dalam Ujian Kesetaraan SD, SMP, SMA (Paket A, B, dan C) proses Belajar mengikuti Peraturan yang Berlaku dengan BSNP.
0

Sekilas Tentang PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-syarat kelembagaan antara lain : 1. Akta Notaris 2. NPWP 3. Susunan Badan pengurus 4. Sekretariat 5. Ijin Operasional dari Dinas Pendidikan Kab/kota
Cakupan Kegiatan

Cakupan kegiatan antara lain :

   Kejar Paket A
   Kejar Paket B
   Kejar Paket C
   PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
   KBU (Kelompok Belajar Usaha)
   KUPP (Kelompok Usaha Pemuda Produktif)
   Pemberdayaan Perempuan
   Keaksaraan Fungsional Dasar Dewasa
0

MEDIA BOJONEGORO

KIM Djanggleng
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
Kanal Bojonegoro
Blogger Bojonegoro
Halo Bojonegoro
Blog Desa
Malowopati Web Design
R-TIK Bojonegoro
PPID Bojonegoro